Salah satu tugas mahasiswa yang selalu ditakuti -saya nggak tuh- adalah skripsi, di mana, di kampus saya, yang kami bikin adalah Karya Tulis Ilmiah (KTI). Setelah 2 kali sidang -proposal dan laporan penelitian- yang melelahkan, akhirnya penelitian saya dengan judul "Hubungan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan Status Gizi Bayi 0-6 Bulan di Puskesmas Martapura" disetujui. Yuhuuu... Karena dulu ada isu kalau hasil penelitian mahasiswa harus masuk jurnal ilmiah, gak ambil pusing, saya masukkan aja hasil penelitian ini ke dalam blog ini, daripada kalau masuk jurnal yang baca itu-itu aja, mending di sini, yang baca banyak #Aseeek. Gimana hasil penelitiannya? Apakah ada hubungan? Let's bekicot_________
Apa itu Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah salah satu tindakan yang dilakukan saat bayi baru lahir. Saat IMD, bayi diberi kesempatan untuk berusaha menyusu sendiri dengan mencari puting susu ibunya saat diletakkan di atas dada ibunya. Biasanya di masyarakat umum, bayi setelah lahir langsung disusukan atau malah ada juga yang tidak disusukan karena ada kepercayaan bahwa ASI pertama itu tidak baik bagi bayi karena warnanya yang agak berbeda dengan ASI biasa, padahal itu ASI pertama itu sangat baik lho. Manfaatnya banyak, punya banyak sistem imun, bahkan WHO sendiri merekomendasikan kalau pola pemberian makan terbaik bagi bayi salah satunya adalah IMD saat bayi baru lahir.
Bagaimana cara melakukan IMD?
Mudah sekali. Ibu tinggal santai saja beristirahat setelah melalui proses persalinan yang melelahkan, mungkin update status di fb "horeee, udah ngelahirin nih, cuapek banget". Yang berusaha adalah bayinya. Saat baru lahir, setelah dibersihkan, bayi diselimuti dan diletakkan di dada ibu. Saat itu lah bayi akan merayap-merayap, terdorong dari insting alamiahnya sebagai bayi untuk minum mencari puting susu ibunya. Biasanya, bayi dapat menemukan puting susu ibunya setelah 30 menit. Nah, saat pelaksanaan IMD sendiri, ibu dapat membelai-belai bayinya, sehingga akan menguatkan hubungan ibu dan anak juga lho.
Hubungan IMD dengan Status Gizi?
Untuk status gizi sendiri, saya mengambil variabel berat badannya, karena berat badan sangat mudah diukur serta dapat menunjukkan status gizi dengan baik. Dari 35 bayi yang saya jadikan sampel, ada 19 bayi yang melakukan IMD, dan semuanya berat badannya baik, kalau dilihat di KMS berada di garis hijau. Sisanya, ada 16 bayi yang tidak melakukan IMD, dan 4 di antaranya punya gizi kurang karena berat badannya berada di garis kuning. Hasil statistik juga membuktikan bahwa IMD punya hubungan dengan gizi bayi, yaitu berat badannya, dan bayi yang melakukan IMD punya kemungkinan 2,5 kali punya berat badan yang baik daripada bayi yang tidak melakukan IMD.
Kenapa IMD baik bagi Berat Badan si Kecil?
1. Pertama, dari dokumen UNICEF, bayi yang IMD punya kemungkinan 2 kali lebih lama disusui
2. Hasil penelitian Febryhartanti menyimpulkan kalau IMD mempunyai kemungkinan 8 kali lebih besar dalam keberhasilan memberikan ASI eksklusif
3. Bayi dapat menjilat kulit ibunya saat mencari puting susu, dan menelan bakteri baik dari kulit ibunya. Bakteri ini dapat menyaingi bakteri jahat di usus bayi
4. Kolostrum, zat penting yang hanya ada di ASI hari-hari pertama pasca kelahiran dapat membuat bayi lebih sehat dan jarang sakit.
Jadi kenapa tidak melakukan IMD? Selain mudah, murah dilakukan, dan juga sangat bermanfaat bagi bayi.
Nah, setelah melakukan IMD pada bayi baru lahir, ibu dapat melakukan tindakan lain yang menyehatkan untuk bayinya, salah satunya adalah melakukan pemijatan pada bayi. Apa manfaatnya? Simak di sini
Thanks for watching banjaristi, stay tune here, and... GO IMD!!!
Oia, laporan lengkap mengenai penelitian ini sudah saya jadikan jurnal, kalau ada mahasiswa yang ingin nyari sitasi, monggo di download: di sini
Bayi yang sedang menyusu |
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah salah satu tindakan yang dilakukan saat bayi baru lahir. Saat IMD, bayi diberi kesempatan untuk berusaha menyusu sendiri dengan mencari puting susu ibunya saat diletakkan di atas dada ibunya. Biasanya di masyarakat umum, bayi setelah lahir langsung disusukan atau malah ada juga yang tidak disusukan karena ada kepercayaan bahwa ASI pertama itu tidak baik bagi bayi karena warnanya yang agak berbeda dengan ASI biasa, padahal itu ASI pertama itu sangat baik lho. Manfaatnya banyak, punya banyak sistem imun, bahkan WHO sendiri merekomendasikan kalau pola pemberian makan terbaik bagi bayi salah satunya adalah IMD saat bayi baru lahir.
Bagaimana cara melakukan IMD?
Mudah sekali. Ibu tinggal santai saja beristirahat setelah melalui proses persalinan yang melelahkan, mungkin update status di fb "horeee, udah ngelahirin nih, cuapek banget". Yang berusaha adalah bayinya. Saat baru lahir, setelah dibersihkan, bayi diselimuti dan diletakkan di dada ibu. Saat itu lah bayi akan merayap-merayap, terdorong dari insting alamiahnya sebagai bayi untuk minum mencari puting susu ibunya. Biasanya, bayi dapat menemukan puting susu ibunya setelah 30 menit. Nah, saat pelaksanaan IMD sendiri, ibu dapat membelai-belai bayinya, sehingga akan menguatkan hubungan ibu dan anak juga lho.
Hubungan IMD dengan Status Gizi?
Untuk status gizi sendiri, saya mengambil variabel berat badannya, karena berat badan sangat mudah diukur serta dapat menunjukkan status gizi dengan baik. Dari 35 bayi yang saya jadikan sampel, ada 19 bayi yang melakukan IMD, dan semuanya berat badannya baik, kalau dilihat di KMS berada di garis hijau. Sisanya, ada 16 bayi yang tidak melakukan IMD, dan 4 di antaranya punya gizi kurang karena berat badannya berada di garis kuning. Hasil statistik juga membuktikan bahwa IMD punya hubungan dengan gizi bayi, yaitu berat badannya, dan bayi yang melakukan IMD punya kemungkinan 2,5 kali punya berat badan yang baik daripada bayi yang tidak melakukan IMD.
Bayi yang sehat Sourcepic:blog.umy.ac.id/ aniekusumawati |
Kenapa IMD baik bagi Berat Badan si Kecil?
1. Pertama, dari dokumen UNICEF, bayi yang IMD punya kemungkinan 2 kali lebih lama disusui
2. Hasil penelitian Febryhartanti menyimpulkan kalau IMD mempunyai kemungkinan 8 kali lebih besar dalam keberhasilan memberikan ASI eksklusif
3. Bayi dapat menjilat kulit ibunya saat mencari puting susu, dan menelan bakteri baik dari kulit ibunya. Bakteri ini dapat menyaingi bakteri jahat di usus bayi
4. Kolostrum, zat penting yang hanya ada di ASI hari-hari pertama pasca kelahiran dapat membuat bayi lebih sehat dan jarang sakit.
Jadi kenapa tidak melakukan IMD? Selain mudah, murah dilakukan, dan juga sangat bermanfaat bagi bayi.
Nah, setelah melakukan IMD pada bayi baru lahir, ibu dapat melakukan tindakan lain yang menyehatkan untuk bayinya, salah satunya adalah melakukan pemijatan pada bayi. Apa manfaatnya? Simak di sini
Thanks for watching banjaristi, stay tune here, and... GO IMD!!!
Oia, laporan lengkap mengenai penelitian ini sudah saya jadikan jurnal, kalau ada mahasiswa yang ingin nyari sitasi, monggo di download: di sini