Skip to main content

Skuad AC Milan 1989: The Dream Team

Klub asal Italia yang menjadi pelopor revolusi taktik sepakbola, dan menjadi tim terakhir hingga saat ini yang dapat memenangkan Liga Champions 2 kali berturut-turut.

gullit final champions 1989
24 Mei 1989, Camp Nou, Barcelona, revolusi besar sepakbola mencapai puncaknya. Milan, yang saat itu dilatih Arrigo Sacchi, dan didukung penuh oleh sang raja media, Silvio Berlusconi, menyapu bersih Steaua Bucharest 4-0 untuk meraih gelar Piala Champions (sekarang Liga Champions), menghapus dahaga selama 20 tahun. Bahkan majalah World Soccer edisi Juni 1989 menulis "pertandingan sepakbola terbaik di final Piala Champions sejak Ajax mengalahkan Juventus di Belgrade tahun 1973"


Milan kelihatannya cuma dianggap beruntung lolos dari babak-babak awal, sebelum akhirnya menggemparkan seantero Eropa dengan melumat habis Real Madrid di semifinal leg kedua dengan skor 5-0.

Dibawah kepelatihan Sacchi, Milan bermain berbeda dengan tim-tim Italia lain, dengan mengambil gaya bermain Brazil saat memenangkan Piala Dunia 1970, dan Ajax di era total football Rinus Michels. Dengan meninggalkan pola man-marking, menggantinya dengan permainan yang intensif, menyerang, dan pressing ketat, dia merevolusi wajah sepakbola Italia.

Barisan deffence Milan saat diisi oleh kuartet Italian best, di komandoi oleh Franco Baresi dan menampilkan sosok Paolo Maldini muda, dan trio Belanda: van Basten, Ruud Gullit, dan Frank Rijkaard yang menyokong penyerangan. Tim ini memenangkan Club World Cup dua kali, dan di Mei 1990, Milan mengalahkan Benfica untuk menjaga throphy tetap bermukim di San Siro, dan menjadi tim terakhir hingga saat ini yang dapat memenangkan Piala Champions 2 kali berturut-turut.

Sacchi, yang kemudian melatih timnas Italia, akhirnya digantikan oleh suksesornya, Fabio Capello

Coach and his team
Arrigo Sacchi
sacchi 1989 champions
Bekas seorang penjual sepatu yang menarik perhatian petinggi Milan, setelah tim Parma asuhannya, yang saat itu berada di Serie B, mampu menghentikan laju Milan dalam perburuan titel Copa Italia. Sacchi bukanlah mantan pemain sepakbola professional. "Kau tidak perlu pernah menjadi kuda untuk menjadi seorang joki". Setelah menukangi Milan, dia berhasil membawa Italia ke final Piala Dunia 1994.

Formasi
milan 1989 dream team formation
Melawan arus sepakbola Italia, di era Sacchi, Milan bermain dengan empat bek dan tanpa sweeper.
Baresi yang berperan sebagai libero, mengatur jebakan offside yang memungkinkan para gelandang mendikte permainan. Sementara itu, ketika pemain seperti Rijkaard, Ancelotti, dan Colombo memenangkan duel bola, counter-attack cepat dilancarkan melalui Donadoni di kanan, ataupun Gullit, yang lebih diberi kesempatan untuk bergerak bebas daripada penyerang tengah yang bertumpu pada van Basten.

Starting XI
Giovanni Galli, Goalkeeper
Kiper timnas Italia, didatangkan dari Fiorentina, yang bermain back-to-back di final Piala Champions

Mauro Tassotti, right back
Memenangkan 3 gelar Piala Eropa dalam 17 tahun karirnya di Milan. Saat ini menjadi asisten pelatih Milan.


Alessandro Costacurta, centre-back
Dengan nama panggilan "Billy", dia menghabiskan seluruh karirnya di Milan, dan bermain hingga berusia 41 tahun.


Franco Baresi, Libero
Pernah ditolak oleh Inter Milan, kapten berkharisma ini bermain lebih dari 20 musim bersama Milan.


Paolo Maldini, left-back
Baru berusia 20 tahun di final 1989, bermain di Milan selama dua setengah dekade.



Angelo Colombo, gelandang
Bermain selama 3 musim di bawah era Sacchi, sebelum akhirnya mengakhiri karirnya di Serie A bersama Bari


Frank Rijkaard, gelandang
Datang dari Real Zaragoza pada 1988, dia membawa poise dan physical presence



Carlo Ancelotti, gelandang
Berhasil memenangkan Liga Champions dua kali sebagai pelatih Milan
 Roberto Donadoni, gelandang
Bergabung dengan Milan dari Atalanta pada 1986, dan memenangkan 3 Piala Champions, sebelum pindah ke Amerika Serikat.


Ruud Gullit, penyerang
Penyerang timnas belanda yang didatangkan dari PSV pada 1987. Merupakan Worlds Soccer Player of the Year tahun 1989.


Marco van Basten, penyerang
Salah satu striker paling berbahaya yang pernah ada. van Basten terpaksa pensiun pada 1995 dikarenakan cidera ankle.


Sumber: World Soccer Magazine, June 2011
Picture Source: Print screen dari Majalah World Soccer, Juni 2011

Milanisti Corner
Fakta-fakta Derby Della Madonina, klik di sini
Pemain Milan di Catwalk, klik di sini

Pengen kaos keren El Sharawy ini?
Kita juga banyak design kaos yang lain! Klik di sini

Popular posts from this blog

Baca Komik Kindaichi

Tutorial Mystery Case Files - Return to Ravenhearst FINAL

Madihin: Nasehat dalam Canda dan Humor

Menjawab Kematian Gwen Stacy melalui Ilmu Fisika