Skip to main content

Sisi Lain Dongeng dan Cerita Rakyat Indonesia

Pernah di sebuah tulisan (di sini) banjaristi membuat keanehan-keanehan dongeng luar negeri bagi perkembangan kepribadian anak-anak. Versi Indonesianya mana? Kita dari dulu pengen ngebahas tentang dongeng-dongeng dari Indonesia, tapi rupanya baru sekarang sempet ketulis. Ya udah, sekarang kita bahas aja, sisi lain dari dongeng-dongeng Nusantara. Bekicot_________
Malin Kundang yang sedang mencari bukti akta kelahiran dari seorang wanita yang mengaku ibunya. Sourcepic: kopihijau.info

1. Ibu Malin Kundang yang Kejam
Ok, Malin merupakan salah satu dongeng paling terkenal di Indonesia, dan sudah di-repackage dalam berbagai versi di masing-masing daerah. Intinya sama, ada anak durhaka, gak mengakui ibunya, lalu dikutuk ibunya jadi batu. Ada beberapa versi ending, yang paling sering itu Malin yang tidak mengakui ibunya, pergi melanjutkan berlayar dengan kapal. Ibunya yang sakit hati lalu berdoa, dan di tengah lautan, kapal Malin hancur dihantam ombak, dan Malin berubah menjadi batu.

Malin memang mendapatkan balasan yang setimpal atas kedurhakaanya, tapi sisi lain yang jarang tersentuh adalah, ke-egoisan seorang Ibu, yang dibutakan sakit hatinya, tanpa memikirkan nasib orang lain. Pikirkan berapa banyak orang-orang tak mengerti apa-apa yang bekerja di kapal Malin. Mereka tidak tahu adanya perselisihan antara Malin dan ibunya yang bahkan tidak tayang di infotainment Silet. Kapal yang hancur di tengah badai, peluang mereka untuk selamat dari badai itu hampir 0%. Kesimpulannya adalah kedurhakaan jika dilawan dengan keegoisan yang tanpa pikir panjang, hasilnya hanya akan mengakibatkan kesengsaraan bagi orang lain.

"Ayam udah pada bangun tuh" Sourcepic: sudutnusantara.com
2. Tidak Sportif
Kita beralih ke legenda 1000 candi Prambanan. Di situ dikisahkan tentang Roro Jonggrang yang meragu untuk menolak pernyataan cinta dari Bandung Bondowoso. Kalo gak suka, ya bilang aja gak suka, gak usah setengah-setengah menolak terus bikin syarat yang aneh-aneh. Bandung Bondowoso sangat fair dalam memenuhi syarat yang diberikan Roro Jonggrang. Roro Jonggrang hanya meminta dibikinkan 1000 candi, tanpa tambahan syarat dan ketentuan yang belaku, sehingga bila Bandung Bondowoso meminta bantuan jin, ya gak salah dong.

Ketika candi yang belum dibangun tinggal menyisakan satu, betapa galaunya Roro Jonggrang. Sehingga dengan akal liciknya, Roro Jonggrang berhasil memperdaya Bandung Bondowoso yang akhirnya gagal memenuhi syarat yang dibebankan. Di sini kita melihat ketidaksportifan Roro Jonggrang, ya wajar lah kalau Bandung Bondowoso marah dan menyihir Roro Jonggrang menjadi batu.  Cerita yang sama juga bisa kita temukan di Tangkuban Perahu.

3. Penyimpangan Seksual
Di Lutung Kasarung, diceritakan tentang seorang lutung yang menjadi teman seorang puteri kerajaan, Purbasari. Pertemanan itu ternyata semakin rumit ketika ternyata Purbasari mulai mencintai Lutung Kasarung. Apakah ini cerita tentang zhipilia? Entahlah, lanjut aja deh ke yang no. 4

Para pelaku casting. Sourcepic: kreavi.com
4. Pencemaran Nama Baik dan Citra Buruk
Bicara soal pencitraan, cerita bawang merah bawang putih adalah akar dari semua citra buruk yang saat ini melekat pada ibu tiri. Di situ tampak jelas ibu tiri yang kejamnya terlalu dilebih-lebihkan. Dari cerita rakyat ini, berkembang lagi cerita-cerita lain yang punya storyline yang sama dan sangat menjual: kekejaman ibu tiri.

Itu tadi beberapa sisi lain dari dongeng dan cerita rakyat yang mengalir dari mulut ke mulut di Nusantara. Jangan anggap serius ya, kan kita topiknya emang becanda. Tiga aja dulu, yang lain lagi kita pikirkan lagi.

Thanks for watching banjaristi, stay tune here, and... Love Indonesia!

Popular posts from this blog

Baca Komik Kindaichi

Tutorial Mystery Case Files - Return to Ravenhearst FINAL

Cara Melihat Hilal

Menjawab Kematian Gwen Stacy melalui Ilmu Fisika