Skip to main content

Madihin: Nasehat dalam Canda dan Humor

Dalam rangka milad atau ulang tahun kerajaan banjar yang ke 508, diselenggarakan banyak acara, termasuk acara budaya banjar. Sinoman hadrah, mamanda, stand up comedy ala banjar, dan... madihin! Madihin adalah salah satu hiburan rakyat banjar yang sangat menghibur. Dibawakan dengan sederhana, hanya dengan bermodalkan terbang -alat musik seperti gendang- dan biasanya pemadihinan -orang yang membawakan madihin- bermain solo, tapi ada juga yang bersahut-sahutan, seperti di acara kemaren malam.

acara-madihin
madihin yang bersahut-sahutan
Dulu madihin dimainkan untuk menghibur raja atau pejabat istana, isinya pun adalah puji-pujian kepada sang raja atau pejabat istana tadi. Madihin sekarang jadi hiburannya masyarakat, misalnya habis panen, ada orang kawinan, atau peringatan hari besar nasional.


john-tralala
John Tralala, salah
satu pemadihinan
Kalsel yang
Terkenal
Madihin dimainkan dengan membacakan syair. Syairnya sendiri merupakan pantun, yang berirama A-A-A-A. Hebatnya pemadihin, syair-nya jarang disiapkan, gak ada catatan, contekan, apalagi main lipsync, tapi lebih ke spontanitas sesuai dengan kondisi dan situasi saat madihin main, sehingga dalam madihin sangat tampak suasana faktual, aktual dan komunikatif dengan penonton. Kadang mengomentari kondisi penonton, yang konyol ada juga yang mengomentari kumis salah satu pejabat yang nonton, atau malah kemaren malam itu malah mengomentari panitia yang tidak menyediakan kipas angin, sehingga pemadihinan kepanasan, yang sontak memancing tawa penonton.

Walaupun penuh humor khas banjar, madihin selalu disisipkan nasehat-nasehat. Contohnya bila ada kawinan, diselipkan nasehat-nasehat perkawinan kepada kedua mempelai. Kalau memperingati hari guru, isinya nasehat-nasehat tentang pendidikan. Kalau hari pahlawan, isinya tentang perjuangan. Tapi tetap, selalu dengan ciri khas humor yang membuat penonton tak akan bosan mendengar madihin.

Contohnya neh: Nasehat perkawinan
Laki bagawi iringi dua rastu                    / Suami bekerja, iringi doa restu
supaya bagawi kada taganggu              / supaya bekerja tidak terganggu
bulik ka rumah kira-kira pukul satu       / pulang ke rumah kira-kira jam satu 
jaga di pintu wan bari sanyum dahulu  /  jaga di pintu dan beri senyum dahulu

Kalau yang ini nasehat buat anak sekolah
Amun balajar jangan angin-anginan             / kalau belajar jangan angin-anginan
bahanu rancak, bahanu kada mangaruwan  / kadang sering, kadang tidak karuan
Buku mambuku pina bahilangan                   / buku-buku sering kehilangan
bahimad balajar bila handak ulangan           / rajin belajar jika mau ulangan
pikiran kalut awak gagaringan                         / pikiran kalut, badan sakit-sakitan
bulik ka rumah disariki kuitan                          / pulang ke rumah, di marahi orang tua


Pementasan madihin di acara Milad Kerajaan Banjar yang ke-508

Itulah salah satu gambaran budaya, di mana pendahulu-pendahulu kita sudah mencari cara menyampaikan sebuah pesan dan nasehat, dengan kesan tidak menggurui, sehingga semua merasa nyaman. Jangan biarkan budaya yang penuh dengan nilai luhur mati dan terlupa oleh generasi kini.

Thanks for watching banjaristi, stay tune here, and... Lestarikan budaya kita!

Popular posts from this blog

Baca Komik Kindaichi

Tutorial Mystery Case Files - Return to Ravenhearst FINAL

Menjawab Kematian Gwen Stacy melalui Ilmu Fisika