Skip to main content

Keinginan Bertanggung Jawab

"Gue mau bertanggung jawab. Aku adalah ayah biologis dari anak Sheila Marcia."
Akhirnya... Inilah berita yang paling ku hadang-hadang. Bukan karena aku ini raja gosip yang pengen tahu siapa ayahnya anaknya Sheila Marcia, tetapi aku sudah mauk sama tampang Anang, KD, sama Syahrini yang selalu nongol di layar tv. Nggak ada habis-habisnya berita mereka. Raul Lemos sama Yuni Shara juga ikut-ikutan nongol. Gak ketinggalan siapa tuh, istrinya Raul. Selalu mereka.

Back to Anjie. Aku salut dengan ke"jantanan"nya mampu menghamili Sheila, serta ke"jantanan"nya mengakui anaknya dengan Sheila. Biasanya sih, kalo ketahuan si cewek hamil di luar nikah, pasti tu cowok kabur, mungkin ke Singapura bareng Gayus, hay hay... Jarang ada yang bisa bepadah "Oh, kamu hamil ya...? Asyik... Kita kawin yok...?" Pasti cowok yang mau bertanggung jawab karena dipaksa bapaknya si cewek, gak mungkin sadar sendiri. Ya, tepuk tangan buat Anjie Drive... prok prok prok...
Tanggung jawab. Sebuah pelajaran yang sudah kita terima sejak kita kelas satu SD. Mau bertanggung jawab amat sangat begitu mudah untuk diucapkan tapi ngalih banar untuk dilaksanakan. Kebanyakan, ucapan ingin bertanggung jawab sering kali digunakan untuk maksud lain. Bayangkan kalau pertanyaan ini kita dapati di lembar ulangan umum dulu: "Apa yang akan kamu lakukan jika kamu tidak sengaja memecahkan vas bunga di rumah? A. Ngaku sama mama B.Bilang kalo kucing tetangga yang mecahin C. Langsung kabur ke luar negeri" Pasti kita semua memilih option (uma... bahasa inggris bro,,,) A. Kenyataannya? Banyak juga orang yang bila persoalan tadi terjadi dalam hidupnya, memilih untuk aman dengan option B. Hanya orang yang berduit yang memilih option C. Tujuan kita dulu memilih jawaban A? Pastinya ingin dapat nilai yang tinggi. Sepertinya tidak ada yang menjawab dengan hati nurani (hay hay... maaf... sungguhan.) Kemungkinan Anjie dulu juga bilang mau bertanggung jawab dengan maksud lain, yaitu menguji ke"jantanan"nya... Sorry ya Njie...

Adakah di antara kita yang benar-benar mau bertanggung jawab kepada orang yang patut dipertanggungjawabi demi mempertanggungjawabkan pertanggungjawaban kita? (Kenapa jadi terputar-putar lah...?) Sedikit barang kali. Vas bunga pecah, salahkan kucing. Nilai ujian jelek, salahkan teman. Datang terlambat, salahkan ban kendaraan. Gimana?

Tak ada salahnya bertanggung jawab dengan mengakui perbuatan (kalo bahasa kasarnya tu kesalahan, pakai kata perbuatan supaya lembut aja...) kita. Tak ada salahnya. Sekali lagi, tak ada salahnya. Ok, sekali lagi, tak ada salahnya. Apa yang akan kita terima sebagai konsekunsi mengakui kesalahan kita? Pastinya kita biasanya akan dimarahi, menanggung malu, cercaan, makian, hinaan, umpatan (ayo... apa lagi...?) hingga kita hampir mengalami stress tingkat tinggi, dan ingin segera bertemu dengan malaikat. Malaikat apa? Malaikat penjaga neraka pastinya. Apakah hanya keburukan yang akan diterima jika kita mau bertanggung jawab? No no no, TIDAK. Kalau kita mau bertanggung jawab, pastinya kita (buat cowok ya...) dianggap gentleman (entah apa istilahnya buat cewek). Kalau aku pribadi, misalnya ada orang yang ku pinta melakukan sesuatu, kemudian dia melakukan kesalahan, kemudian mau bertanggung jawab, pastinya aku hanya akan marah sedikit (aku 'kan orangnya penuh kasih sayang...) kemudian mungkin akan memberi dia kepercayaan lagi pada kesempatan lain. Tetapi, kalau saat itu dia tidak mau bertanggung jawab, aku tetap hanya akan marah sedikit (aku 'kan orangnya penuh kasih sayang... bohong...) dan aku tidak akan mempercayai dia lagi. Kaya itu juga dengan yang akan dilakukan orang lain. Itulah yang terjadi jika kita mau bertanggung jawab. Sekali lagi, kadada ada salahnya kan?

Gimana? Sekarang, apakah kalian sudah lebih bertanggung jawab? Mau dan sukarela mempertanggungjawabkan perbuatan kita kan? Ok lah kalau begh begh begh begh begitu . Jadi,  sekarang, tolong seseorang mau bertanggung jawab dengan mengaku memecahkan vas bunga di rumahku, karena mama-ku lagi sarik-sarik nah...

Salam No Comment



Banjaristi-translate:
ku hadang-hadang: kutunggu-tunggu
mauk            : bosan
bepadah         : bilang
ngalih banar    : sulit sekali
kaya            : seperti
kadada          : tidak ada
sarik-sarik     : marah-marah

Popular posts from this blog

Baca Komik Kindaichi

Tutorial Mystery Case Files - Return to Ravenhearst FINAL

Cerita Indomie yang Kocak, Lucu, sedikit Romantis