Minggu, 3 Juli 2011. Lorenzo menang dramatis pada balapan motoGP. Ya... tiba-tiba pas nonton motoGP di kelas para raja, dapet inspirasi menulis. Pas nonton, ibu saya yang kebetulan ikut nimbrung sering kali berteriak histeris... Ngeri kalau-kalau pembalapnya jatuh... Histeris kalau para rider mepet2 pas mau nyalip... Histeris liat kalo mau belok, motornya hampir rata dengan tanah... Maka dari itu, saya memikirkan bagaimana caranya meningkatkan keamanan balapan saat motoGP. Sudah banyak kecelakaan di ajang balapan ini. Terakhir, pembalap Shoya Tomizawa di GP San Marino September 2010 lalu dan juga Marco Simoncelli. Kita berharap, tidak ada lagi nyawa yang melayang di lintasan balap. Harap baca dengan serius karena ini menyakngkut nyawa para rider. Let's cekidot_______________
1. Harus ada rambu di lintasan balap.
Ok.... sekarang, apa guna dari rambu lalu lintas...? Menurut Undang Undang No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, rambu lalu lintas adalah salah satu dari perlengkapan jalan, berupa lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan diantaranya sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan.
Ok, lihat kata yang saya cetak tebal, miring, dan bergaris bawah (lebay mode:on). Alangkah aman-nya kalau saja jika mau ada tikungan, ada rambunya, sehingga para rider bisa bersiap-siap belok. Andai ada rambu batasan kecepatan (misal dilarang berkendara dengan kecepatan 200km/jam di tikungan), pembalap akan berhati-hati. Kalau ada genangan air, bisa dipasang rambunya (emang ada?). Bisa juga rambu larangan parkir, supaya pembalap gak seenaknya berhenti di lintasan. (ntar ketabrak).
2. Helm Standar SNI
Coba kita lihat dengan teliti. Apakah ada logo SNI di helm para rider...? Apa keunggulan helm SNI? Untuk lolos SNI, bahan helm harus tahan perubahan suhu, tahan lapuk, tahan air. Helm sendiri harus dikelilingi tempurung yang keras, dengan lapisan peredam benturan, dan harus terikat kuat, tidak mudah lepas (begitu lo, sesuai peraturannya), jadi mengapa memilih helm Arai, Nolan, Shoei yang gak ada lisensi SNI...?
3. Lampu Sein
Ketika kita ingin belok, yang pastinya kita lakukan adalah menghidupkan lampu sein, agar pengendara di belakang tahu bahwa kita akan belok. Motor motoGP...? Nihil...Inilah yang membuat para rider sering kaget sendiri sampe ada yang latah gara-gara tiba-tiba rider di depannya belok mendadak. Rider yang di belakang tadi belum mempersiapkan diri, dan...dhuar.. terjadi tabrakan antara rider.
4. Kaca Spion
Kalau lampu sein supaya pengendara di belakang bisa hati-hati, kaca spion berfungsi agar sang pengendara itu sendiri yang berhati-hati. Spion dapat membantu para rider untuk melihat sekilas keadaan di belakangnya, jadi bisa tau kalo ada rider di belakang yang mau ngebalapnya. Selain menambah kewaspadaan rider agar tidak dibalap, spion juga dapat menghindari rider dari kaget sendiri, tahu-tahu ada rider di sampingnya. Kalau ada spion kan jadinya tahu kalo ada yang mau ngebalap.
5. Light-on di balapan siang
Ilustrasi spion mobil, soalnya motornya lagi di servis ganti oli
Ini hubungannya dengan kaca spion. Meski dengan kaca spion pun, para rider kadang kesulitan melihat benda di belakangnya dengan kecepatan setinggi motoGP. Oleh karena itu, berdasarkan pengalaman saya, pemakai light-on pada siang hari sangat jelas terlihat keberadaannya, sehingga resiko tabrakan dapat dihindarkan.
6. Polisi Tidur
Nah, masalah utama pada motoGP adalah kecepatannya yang sangat tinggi. Inilah yang sering menyebabkan kematian di motoGP. Seandainya pada kecepatan yang rendah, tabrakan pun sepertinya para rider masih bisa hidup. Jadi, untuk mengurangi kecepatan ini, ada baiknya dipasang polisi tidur di lintasan motoGP. Gak usah banyak-banyak, tiap 5 meter sudah cukup.
Nah, itu tadi beberapa cara meningkatkan keamanan bagi para pembalap atau rider motoGP. Bantu share tulisan ini lewat fb atau twitter, agar dapat di baca oleh pihak FIM selaku "PSSI"-nya motoGP. Ingat! Keselamatan pembalap ada di tangan anda!!!