Skip to main content

(Masih) Cinta Timnas Indonesia


Aku dari kecil adalah fans timnas Indonesia, sampai sekarang kuliah, masih membanggakan Garuda di dadaku. Meski gak pernah nonton timnas secara langsung di stadion -stadion kebanggaan bangsa, GBK, atau stadion lainnya-, aku selalu berusaha menyempatkan diri nonton timnas di layar kaca. Kadang ada janji yang sudah ditepati, kadang harus diingkari demi satu: nonton timnas. Perasaan capek karena pernah ngurus nonbar di kampus, tak ada apa-apanya dibanding riuh suara sedikit rakyat Indonesia -para mahasiswa, teman sekampus- yang 90 menit bersama berjuang 11 pemain terbaik Indonesia bertarung. Rasa memiliki timnas, perasaan menang, perasaan kalah, kecewa, tawa, duka, gembira, semuanya ada saat menyaksikan timnas berlaga. Dan sampai sekarang!

Sampai sekarang perasaan itu tak pernah berubah, karena buatku, selama mereka masih ber-KTP Indonesia, mereka tetap timnas Indonesia. Tak peduli mereka berasal dari (pihak) mana. Karena sepakbola, seharusnya -pernah, dan akan selalu- menjadi pemersatu bangsa. Cuma stadion, tempat di mana kita tak pernah tertipu warna, atribut, suku, dan bahasa, karena sesungguhnya kita sama: Merah Putih.

Cintaku tak pernah mati. Dan ketika cerita gonjang-ganjing PSSI merambat ke timnas, hampir semua dari sedikit putra bangsa yang mempunyai skill bermain bola tak bisa membela panji negara sendiri, aku berusaha tetap setia. Ketika kekalahan-kekalahan memalukan terjadi,  hembusan rumor tak sedap, pemberitaan media yang miring, perlahan televisi di rumah jarang memperdengarkan suara komentator dan teriakan supporter yang membahana. Cintaku masih tetap sama. Aku hanya takut dalam hati kecil yang sering berbisik sesuka hati ini, terpengaruh perasaan dan pendapat pribadi, berharap kekalahan untuk Indonesia...

Tidak Nasionalis-kah aku?


Pasca kekalahan 0-2 dari Korea Utara

Popular posts from this blog

Baca Komik Kindaichi

Tutorial Mystery Case Files - Return to Ravenhearst FINAL

Cara Melihat Hilal